Telusuri

Pengadaan Dan Klasifikasi Bahan Pustaka

A. Jenis Bahan pustaka
Pemahaman jenis-jenis bahan pustaka perlu sekali bagi seorang guru pustakawan, sebab dapat dijadikan dasar untuk menentukan bahan-bahan pustaka yag harus di usahakan.
Bahan –bahan pustaka ada bermacam macam, hal ini bergantung dari mana kita meninjaunya.jenis bahan pustaka bsa ditinjau dari bentuk fisiknya dan dari isinya.
1. Ditinjau dari bentuk fisiknya, bahan-bahan pustaka bias dibagi ke dalam dua kelompok sebagai berikut:
a. Bahan-bahan pustaka berupa buku-buku, seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku-buku tentang pengetahuan sosial, buku-buku tentang agama, buku-buku tantang ilmu pengetahua alam.
b. Bahn –bahan pustaka bukan berupa buku, seperti surat kabar, majala , peta, globe, perigatan hitam.
Bahan-bahan pustaka yang bukan berupa buku ini dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:
1) Bahan-bahan tertulis, seperti surat kabar, majalah, brosur, laporan, karangan-karangan, klipping.
2) Bahan-bahan berupa alat pengajaran, seperti piringan hitam, radio tape recorder, filmslide projector, film strip projector.
2. Ditinjau dari isinya, bahan-bahan pustaka dapat dibagi kedalam dua kelompok sebagai berikut:
a. Bahan-bahan pustaka yang isinya fiksi, atau disebut buku-buku fiksi, seperti buku cerita anak, cerpen, novel.
b. Bahan-bahan pustaka yang isnya non fiksi, atau dibentuk buku-buku non fiksi, seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedi, majalah, dan surat kabar.
Perpustakaan sekolah harus menyediakan bermacam-macam bahn pustaka, baik yang berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material), baik buku-buku fiksi maupun buku-buku non fiksi. Bahkan perpustakaan sekolah yang sudah maju seharusnya menyediakan banyak media belajar yang berteknologi tinggi seperti alat pemutar film, radio, video tape recorder, sebab perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk membaca, tetapi juga sebagai tempat untuk mendengarkan, belajar dan mengerjakan sesuatu.

B. Perencanaaan Pengadaan Bahan Pustaka
Secara umum, perencanaan berarti suatu proses berfikir menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan dating dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan seblumnya. Sedangkan perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka adalah suatu proses berfikir menentukan usaha-usaha yang akn dilakukan pada masa yang akan datang untuk memperoleh bahan-bahan pustaka dalam rangka terselenggaranya perpustakaan sekolah dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan definisi di atas, perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka merupakan suatu proses berfikir. Ini berarti bahwa pada waktu membuat perencanaan guru pustakawan atau seluruh staf perpustakaan sekolah memikirkan sesuatu. Sesuatu yang difikirkan tersebut adalah usaha-usaha atau langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk memperoleh bahan-bahan pustaka.
Guru pustakawan selaku kepala perpustakaan sekolah, begitu pula seluruh staf perpustakaan sekolah harus mampu membuat perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka, sebab hasil perencanaan merupakan suatu keputusan.tanpa adanya keputusan sebagai hasil keputusan sebagai hasil perencanaan, maka tidak ada dasar untuk melakukan kegiatan-kegiatan begitu pula perencanaan yang kurang tepat akan membuahkan kegiatan-kegiatan yang kurang tepat pula. Pendek kata,hasil perencanaan pengadan bahan-bahan pustaka merupakan titik tolak dari usaha-usaha yang akan ditempuh untuk memperoleh bahan-bahan pustaka.


Dalam perencanaan bahan-bahan pustaka,ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru pustakawan, langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki.
Langkah pertama dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka adalah menginventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Untuk menginventarisasi bahan-bahan pustaka ini guru pustakawan bisa berpedoman kepada buku-buku yang memuat daftar bahan pustaka. Beberapa buku yang memuat bahan pustaka misalnya “KOLEKSI DASAR UNTUK PERPUSTAKAAN SD,SMP,SM,SPG”,”BERITA BIBLIOGRAFI”,”DAFTAR MAJALAH”,”DAFTAR BUKU DENGAN ANOTASI”. Oleh karena itu kiranya setiap perpustakaan sekolah memiliki daftar buku-buku untuk dijadikan pedoman dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka. Untuk memperolaeh daftar bulu-buku tersebut guru pustakawan bisa menghubungi penerbit-penerbit baik penerbit dalam negeri maupun luar negeri. Biasanya setiap penerbit mengeluarkan atau menerbitkan katalog buku dimana dalam katalog buku tersebut dirinci buku-buku yang sedang diterbitkan oleh penerbit yang bersangkutan dalam masa tertentu,misalnya “KATALOG BUKUTAHUN 1986/1987”, “KATALOG LENGKAP 1987”, dan sebagainya. Seandainya untuk menghubungi penerbit tersebut guru pustakawan mengalami kesulitan, dimana mungkin disebabkan belum diketahuinya alamat penerbit, ataupun hambatan-hambatan lainnya maka guru pustakawan bisa menghubungi beberapa toko buku yang sering kali mendapatkan kiriman daftar buku dari penerbit-penerbit.
2. Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang dimiliki.
. Langkah kedua dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka adalah menginventarisasi bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki atau sudah tersedia di perpustakaan sekolah. Untuk menginventarisasi bahan-bahan pustaka ini guru pustakawan bisa berpedoman kepada buku induk perputakaan sekolah.
3. Analisis kebutuhan bahan-bahan pustaka
Berdasarkan inventarisasi di atas guru pustakawan sudah bisa menginventarisasi bahan-bahan pustaka yang dibutuhkan. Yang dimaksud dengan bahan-bahan pustaka yang dibutuhkan adalah bahan-bahan pustaka yang seharusnya dimiliki atau tersedia di perpustakaan, tetapi bahan-bahan pustaka tersebut belum dimiliki perpustakaan sekolah. Cara yang dapat di tempuh untuk menganalisis bahan-bahan pustakayang di butuhkan adalah membandingkan antara inventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki (lagkah satu) dengan hasil inventarisasi bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki (langkah dua).
4. Menetapkan prioritas
Apabila hasil analisis kebutuhan bahan-bahan pustaka menunjukkan bahwa bahan-bahan pustaka yang dibutuhkan sangat banyak, sementara dana yang ada tidak cukup, maka perlu dibutuhkan prioritas dari seluruh bahan pustaka yang dibutuhkan, sehingga dapat ditetapkan bahan-bahan pustaka yang mana yang harus segerah diusahakan ada berapa hal yang perlu dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan prioritas.
a. Kurikulum sekolah
b. Bakat dan minat murid-murid
c. Pengetahuan, kecakapan, keterampilan murid-murid
d. Tingkat usia murid-murid
e. Sumber-suber pengadaan bahan pustaka
f. Keadaan ruang dan peralata perpustakaan sekolah yang tersedia
g. Anggaran yang tersedia untuk pengadaan bahan-bahan pustaka.
Sering kita menemukan dua buah buku yang judulnya sama, tetapi pengarang dan penerbitnya berbeda. Sedangkan isinya tidak jauh berbeda. Maka dalam perencanaan khususnya pada wktu menentuka priaritas, guru pustakawan harus memilih buku yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan baik tidaknya suatu buku adalah:
a. Isi atau ruang linjup isinya
b. System matika penyajian
c. Kemampuan pengarang
d. Penerbitnya
e. Kelengkapan di dalam buku misalnya indek, illustrasi, lampiran
f. Kulitas sampul dan kertasnya
g. Edisi atau tahun terbitnya

5. Menentukan cara pengadaan bahan-bahan pustaka
Langkah terakhir dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka adalah menentukan cara pengadaannya. Jadi setelah menentukan buku-buku mana yang harus diusahakan, maka ditentukan cara pengadaannya, munrkin dengan cara membeli, hadiah, menyewa dan sebagainya.
C. Cara Pengadaan Bahan Pustaka
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh olen guru pustakawan untuk memperoleh bahan-bahan pustaka antara lain:
1. Pembelian
Untuk membeli buku-buku perpustakaan sekolah dapat ditempuh dengan beberapa cara.
a. Membeli ke penerbit
Yang dimaksud di sini adalah untuk memperoleh buku-buku, guru pustakawan membeli ke penebit.
b. Membeli ke toko buku
c. Memesan
2. Hadiah
Permintaan hadiah atau sumbangan buku-buku untuk dijadikan tambahan bahan pustaka dapat dirinci sebgai berikut:
a. Hadiah atau sumbangan dari murid-murid yang akan masuk sekolah atau yang akan lulus.
b. Hadiah atau sumbangan dari guru atau aggota staf sekolah
c. Hadiah atau sumbangan dari BP3
d. Hadiah atau sumbangan dari lemaga-lembaga pemerintahan
e. Hadiah atau sumbangan dari penerbit.
3. Tukar Menukar
Untuk memperoleh tambahan buku-buku perpustakaan sekolah, guru pustakawan bisa mengadakan hubungan kerjasama dengan guru pustakwan sekolah lainnya. Hubungan kerjasama tersebut berupa saling menukar buku-buku perpustakaan sekolah.

4. Pinjaman
Pinjaman buku-buku, majalah, surat kabar, dan bahan pustaka lainnya, dapat diusahakan oleh guru pustakawan agar bahan-bahan pustaka semakin lama semakin bertambah. Pihak-pihak yang dapat dipinjam adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru atau arang tua murid.
D. Inventarisasi bahan-bahan pusaka
Bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah, baik yang diperoleh dengan cara membeli, hadiah atau subangan, tukar menukar, meminjam, maupun dengan cara lainnya, harus dicatat dalam buku induk. Pencatatan bahan-bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah disebut inventarisasi bahan pustaka.
Penginventarisasian bahan-bahan pustaka ini dilakukan pada waktu bahan-bahan pustaka dating, yaitu setelah guru pustakawan mengecek keadan bahan-bahan pustaka tersebut. Pekerjakan ini harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya, sebab penginventarsasian yang baik banyak kegunaannya. Pertama, memudahkan guru pustakawan dalam merencanakan pengadaan bahan-bahan pustaka. Kedua, memudahkan guru pustakawan dalam melakukan pengawasan terhadap bahan-bahan pustaka yang ada. Ketiga, memudahkan guru pustakawan dalam membuat lporan tahunan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rngkaian kegiatan inventarisasi bahan-bahan pustaka meliputi sebagai berikut:
1. Memberi stempel pada bubku-buku
Setiap buku yang datang harus diperiksa. Dalam pemeriksaannya hendaknya diteliti nama pengarang, judul karangan, edisi, serta bentuk fisiknya. Apabila telah selesai diperiksa dan ternyata benar, maka setiap buku tersebut di stempel dengan stempel sekolah dan inventaris perpustakaan sekolah.
a. Setiap buku distempel dengan sempel sekolah sebagi tanda pengenal. Yang perlu distempel adalah halaman-halaman tertentu, seperti halaman judul, daftar isi, bab per bab, dan sebagainya. Hal ini tergantung pada kebijaksanan guru pustakawan masing-masing. Halaman-halaman yang distempel hendaknya konsisten. Pemberian stempel jangan sampai menggangu tulisan dan usahakan pada halaman-halaman yang mudah dilihat.
b. Buku-buku yang telah distempel dengan stempel sekiolah, perlu juga distempel dangan stempel inventaris yang memuat kolom isin nomor inventaris dan tanggal menginventaris. Biasanya stempel inventaris ini distempelkan dibalik halaman judul.
2. Mendaftar buku-buku
Buku-buku yang telah distempel segera diinventarisasikan dalam buku inventaris. Dalam penginventarisasiannya diusahakan dibagi menurut cara pengadaannya.
E. Klasifikasi
a. Arti dan tujuan klasisifikasi
Klasifikasi berasal dari kata “classification” (bahasa inggris). Kata “classification” ini berasal dari kata “to classify”, yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-banda yang sama di suatu tempat. Menurut Richardson, klasifikasi itu adalah kegiatan mengelompokkan dan menempatkan barang-barang.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan klasifikasi buku adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakan sekolah atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara besama-sama di suatu tempat.
Menuru Bloomberg dan Evans da dam bukunya yang berjudul “Introduction To Technical Service For Library Technicians”, tujuan klasifikasi adalah untuk mempermudah penggunaan koleksi, baik bagi pengunjung maupun bagi petugas perpustakaan,
Secara rinci, tujuan mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1) Untuk mempermudah murid-muri di dalam mencari buku-buku yang sedang diperlukan.
2) Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mencari buku-buku yang di pesan oleh murid-murid.
3) Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mengembalikan buku-buku pada tempatnya.
4) Mempermudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustaka.
5) Akhirnya, buku-buku perputakaan sekolah di klasifikasikan dengan sebaik-baiknya untuk mempermudah guru putakawan di dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarka system klasifikasi.

b. Prinsip-prinsip pengklasifikasian
Mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Agar guru pustakawan tidak terlalu mengalami kesulita di dalam mengklasifikasikan buku-buku perpustakaan sekolah, sebaiknya memahami beberapa prinsip yang perlu di perhatikan. Sekedar sebagai pedoman, ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustaaan sekolah yang menggunakan system klasifikasi berdasarkan subyeknya.
1. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, pertama-tama berdasarkan subyeknya. Kemudian berdasarkan bentuk penyajiannya, atau bentuk karyanya.
2. Kususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesusastraan hendaknya lebih di utamakan pada bentuknya.
3. Di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya memperhatikan tujuan pengarangnya .
4. Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah itu pada subyek yang sangat pesipik.
5. Apabila sebuah buku yang membahas dua atau tiga subyek, klasifikasilah buku tersebut pada subyek yang dominant.
Sebelum guru pustakawan mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya terlebih dahulu beberapa prinsip di atas dipahami dan dihafalkan, sehingga proses klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan lancer.
B sistem klasifkasi
Sehungan dengan klasfikai, pengatahuan dasar yang harus dimiliki oleh guru pustakawan adalah jenis sistem klasifkas dan kemampuan menentukan stem klasieikasi. Sistem klasiekasi bisa berdasarkan ciri-ciri buku, sehingga buku-buku yang bercirikan sama bisa dkelompokkan manjadi satu. Ada beberaa sistem klasieikas buku-buku perpustakaan sekolah, atara lain sebaga berikut:
1. sistem abjad nama pengarang
pada sstem in, buku-buku perpustakaan sekolah dkelompok-kelompokkan atas dasar abjad nama pengarangnyam buku-buku yang huruf pertama dari pengarangnya sama dikelompokkan menjad satum msalnya. Drs. Syamsul Arifin, DR.Alwi Sulo
2. sistem abjad judul buku
pada sistem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar abjad judul bukunya.buku-buku yang huruf ertama dar judul sama dikelimpokkan menjad satu. Misalnya:
a. Administrasi erkantoran moderen, oleh te liang gie.
b. Pokok-pokok pegawaian, oleh Drs. Amr Dien IK
c. Pedoman ahli ibadah, oleh Iman Ghazali
d. Administrasi pendidikan, oleh Hadari Nawawi
3. Sistem kegunaan buku
Pada sstem ini, buku-buku perpustakaan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar kegunaanya. Buku-buku ceritera dikelompokkan manjadi satu, buku-buku lmu pengatauan dikelimpokkan menjadi satu.
4 Sistem penerbit
Pada sistem ini, buku-b uku perpustakkan sekolah dikelompok-kelompokkan atas dasar penerbt buku. Di indonesa terdapat banyak penerbit, seperti Usaha Nasonal, Balai Pustaka, Balai Aksara, Gunung Agung, Yayasan Pendidikan
C. Cara Mengklasifikasi Buku.
Selain memahami arti, tujuan, dan prnsip-prnsip klasifikasi, guru pustakawan juga perlu memahami cara menklasfkasi buku-buku perpustakaan sekolah. Yamg dimaksud denga cara disini adalah langkah-langkah yang harus dtempuh oleh guru pustakawan di dalam menklasfikasikan buku-buku perpustakaan sekolah. Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh guru pustakawaan di dalam menklasifikasikan buku-buku perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Menentukan sistem klasifikasi
Langkah pertama yang di dalam mengklarifikasi adalah menentukan system klasifikasi.Satu hal yang perlu diperhatikan adalah konsistensi di dalam menggunakan system klasifikasi.Sistem klasifikasi yang digunakan harus konsisten.Apabila saat ini yang digunakan adalah system klasifikasi persepuluh Dewey ,maka pada masa-masa selanjutnya juga menggunakannya.
2.Menyiapkan bahan klasifikasi
Setelah menggunakan system klasifikasi ,langkah berikutnya adalah menyiapkan bahan klasifikasi.Anggaplah seorang pustakawan menggunakan system klasifikasi sepersepuluh Dewey ,maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan bagan klasifikasi Dewey.Agar pengklasifikasian lebih lancar ,maka sebaiknya bagan tersebut dituliskan pada kertas manila dan di tempel di tembok perpustakaan.
3.Menyiapkan buku
Buku-buku yang akan diklasifikasi disiapkan.Buku-buku tersebut telah dicatat atau diinventariskan di dalam buku inventaris.Buku-buku tersebut telah distempel dengan stempel sekolah sebagai tanda pengenal dan stempel inventaris.
4.Menentukan subyek buku
Untuk menentukan subyek buku dapat dilakukan dengan cara menganalisis bagian-bagian buku :
a. judul dan sub judul buku
judul dan sub judul biasanya terdapat pada kulit buku dan halaman pertama setelah kulit buku.judul buku dan dan sub judul buku ini mencerminkan isi atau persoalan yang akan dibahas dalam buku tersebut.
b.Daftar isi
Daftar isi menyangkut rincian persoalan yang dibahas dalam buku yang bersangkutan .Dengan melihatnya, maka akan etrbayang persoalan yang dibahas sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas subyeknya.
c.Kata pengantar
Pada kata pengantar atau prakata seringkali penulis menjelaskan latar belakang,tujuan penyusunan ,serta sistematika pembahasan.Oleh sebab itu denga membaca kata pengantar maka akan diperolah gambaran subyek buku tersebut.
d.Isi sebagian atau keseluruhan
Kadang-kadang walaupun pustakawan telah menelaah judul,daftar isi,dan kata pengantarnya,ia belum memperoleh gambaran yang jelas mengenai subyeknya.Apabila ini terjadi,maka dia harus membaca sebagian saja,apabila belum juga ditemukan subyeknya , maka bacalah semua halaman.

Posting Komentar

0 Komentar