Telusuri

Populasi Dan Teknik Sampling

A.Pendahuluan
Dalam penelitian kuantitatif, apalagi jika dirancang sebagai sebuah penelitian survei (survey research), keberadaan populasi dan sampel penelitian nyaris tak dapat dihindarkan. Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan fokus penelitian kita. Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan, populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari segi scope, ukuran, maupun karakteristiknya. Dengan kata lain, kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian kita.

B.Pengertian populasi dan sampel
Populasi atau sering juga disebut universe adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated). Ciri-ciri populasi disebut parameter. Oleh karena itu, populasi juga sering diartikan sebagai kumpulan objek penelitian dari mana data akan dijaring atau dikumpulkan. Populasi dalam penelitian (penelitian komunikasi) bisa berupa orang (individu, kelompok, organisasi, komunitas, atau masyarakat) maupun benda, misalnya jumlah terbitan media massa, jumlah artikel dalam media massa, jumlah rubrik, dan sebagainya (terutama jika penelitian kita menggunakan teknik analisis isi (content analysis).

Prof. Sutrisno Hadi , MA, menjelaskan bahwa sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Supaya lebih obyektif istilah individu sebaiknya diganti istilah subyek atau obyek. Sampel yang baik yaitu sampel memiliki populasi atau yang representatif, artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal.Tetapi, walaupun mewakili, sampel bukan merupakan duplikat dxari populasi.

Permasalah sampling timbul apabila peneliti bermaksud untuk :
- Mereduksi obyek penyelidikannya. Kerena salah satu alasan, peneliti tidak menyelidiki semua obyek, semua gejala, semua peristiwa, melainkan hanya sebagian saja dari obyek yang dimaksud.
- Ingin mengadakan generalisasi, dari hasil-hasil penyelidikannya.Mengadakan generalisasi artinya berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada obyek-obyek gejala / kejadian yang lebih luas d ari obyek /gejala / kejadian yang diselidiki.
Seseorang mahasiswa / peneliti pemula harus menyadari bahwa sampel bukan merupakan duplikat populasi. Artinya, ia tidak boleh berpendapat bahwa suatu sampel jika telah ditetapkan dengan cara- cara tetentu pasti sudah menjadi cermin yang sempurna bagi populasi, atau dengan kata lain, ia tidak boleh meyakini bahwa sampel tidak mengalami kekeliruan / kesalahan walaupun pengambilannya sudah menggunakan metode-metode stasistik tertentu.

Untuk mengambil sampel penelitian, harus memperhatikan petunjuk- petunjuk di bawah ini :

1. Daerah generalisasi
2. Penegasan sifat-siafat populasi an batas-batasnya
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
4.Besar kecilnya sampel
5.Teknik sampling


C. Teknik-teknik sampling
Pada umumnya, terdapat dua macam teknik sampling ; yaitu teknik random sampling dan dan non random sampling.
C.1. Teknik random sampling
Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sam diberi kesempatan untuk dipilih menjadi anggota sampel. Random sampling disebut juga dengan pengambilan sampel secara rambang / acak, yaitu pengambilan sampel tanpa pilih / tanpa pandang bulu. Yang didasarkan atas prinsip matematis yang telah teruji dalam praktek. Teknik ini dipandang sebagai teknik sampling paling baik dalam penelitian.

Sampel yang diperoleh secara rambang lebih mantap bila dibanding dengan insidental sampel yang diperoleh secara insidental. Dalam prakteknya, prosedur random sampling meliputi :
a. Cara undian
b. Cara ordinal
c. Cara randomisasi dari tabel bilangan random.

Untuk memperoleh gambaran, penulis akan sedikit menjelaskan secara singkat tiga prosedur tersebut.
a). Cara undian
Pengambilan sampel secara undian ialah seperti layaknya orang melaksanakan undian.
Adapun langkah-langkahnya adalah :
1. Membuat daftar yang berisi semua subyek, obyek, peristiwa atau kelompok yang akan diselidiki
2. Memberi kode yang berupa angka-angka untuk semua yang akan diselidiki dalam no.1
3. Menulis kode tersebut masing-maasing pada selembar kertas.
4. Menggulung setiap kertas kecil berkode tersebut dan memasukannya kedalam kaleng.
5. Mengocok baik-baik kaleng tersebut dan mengambil satu persatu sejumlah kebutuhan.
b). Cara Ordianal.

Cara ini dilakukan dengan memilih nomor-nomor genap atau ganjil atau kelipatan tertentu. Langkahnya :
i. Membuat daftar yang berisi semua subyek, obyek peristiwa atau kelompok yang akan diselidiki lengkap dengan nomor urutnya.
ii. Mengambil nomor –nomor tertentu, misaalnya nomor-nomor ganjil semua atau genap semau / nomor kelipatan tertentu.

Cara ini menuntun para peneliti untuk memilih anggota sampel dengan langkah :

a. Membuat daftar nomor dan nama subyek.
b. Membuat tabel yang berisi nomor-nomor subyek
c. Mejatuhkan pensils secara sembarang pada petak-petak tabel yangberisi nomor-nomor sampai diperoleh sebanyak anggota sampel yang di butuhkan.

Ditinjau dari terbats atau tidaknya populasi, maka random sampling dibedakan menjadi random samplimg tak terbatas dan terbatas. Random sampling tak terbatas adalah populasinya yang sudah terdaftar secare keseluruhan tanpa pilih pilih kesempatan menjadi anggota sampel, tanpa menggunakan syarat-syarat tertentu. Disebut juga random tak bersyarat.
Sedangkan random yang lain disebut random sampling terbatas atau random sampling bersyarat, yaitu pengambilan sampel yang bukan dari seluruh dsaerah atau cluster populasi.

C.2.Teknik Non Random Sampling
Teknik non random csampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian-penelitian pendidikan, psikologi, adakalanya menggunakan teknik ini karena mempertimbangkan faktor-faktor tertentu misalnya : umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.
1). Macam-macam teknik non random sampling
a) Proportional sampling
b) Stratified sampling
c) Purposive sampling
d) Quota sampling
e) Double sampling
f) Area probability sampling
g) Cluster sampling
2). Penjelasan.
a) Teknik proporsional sampling

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Cara ini dapat memberi landasan generalisasi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada tanpa memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan tiap-tiap sub populasi.
Contoh : Penelitian mengambil 50 anak pandai dan 50 anak bodoh dengan mendasarkan pada tingkat IQ mereka, maka perbandingan tersebut disertai teknik random tidak mencukupi. Apabila teknik proporsional sampling disertai random maka disebut proporsional random sampling. Sampel yang diperoleh dengan teknik ini disebut proporsional sampel.

b) Teknik stratifiet sampling.
Teknik ini biasa digunakan bila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat-bertingkat. Penelitian pendidikan sering menggunakan teknik ini, misalnya apabila meneliti tingkat-tingkat pendidikan tingkat kelas.
Langkah-langkahnya :
1) Mencatat banyaknya tingkatan yang ada dalam populasi.
2) Menentukan jumlah tingkatan pada sampel berdasarkan a) tersebut.
3) Memilih anggota sampel dari masing-masing tingkatan pada a) dengan teknik prporsional atau proporsional random sampling.
Contoh : Penelitian untuk mengetahui prestasi belajar rata-rata suatu SMP, mak sampelnya adalah murid-murid kelas I, kelas II dan kelas III. Sampel yang diperoleh dengan teknik disebut stratifiet sampel.

c) Teknik Purposive Pampling
Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri /sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri /sifat-sifat yang spesifik dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel.
Contoh : Penelitian tentang pendapat masyrakat untuk pengembangan Pendidikan Buar Biasa ( PLB ). Mengambil sampel subyek masyrakat kota dan masyrakat desa. Sebab kedua masyrakat tersebut memiliki ciri yang berbeda. Sampel yang diperoleh dengan teknik ini disebut purposive sampel.

d) Teknik Quota Sampling
Teknik ini menghendaki pengambilan sampel dengan mendasarkan diri pada
Quatum ( kotum ). Peneliti harus terlebih dahulu menetapkan jumlah subyek yang akan diselidiki. Subyek-subyek populasi harus ditetapkan kriteria nya untuk menetapkan ktiteria sampel.
Ciri pokok dalam quota samping adalah bahwa jumlah subyek yang telah ditetapkan akan terpenuhi. Kelemaham utama teknik ini aialah para petugas pengambil sampel kurang terawasi apakah kriteria-kriteria dalam populasi sudah tercermin dalam sampel, karenanya teknik kurang disukai.

e). Teknik Double Sampling
Yaitu pengambilan sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar. Yang dimaksud sampel kembar yaitu sampel yang diperoleh misalnya secara angket ( terutama angket yang terkirim lewat pos ).Dari car itu, ada angket ayng kembali dan ada angket yang tidak kembali. Masing- masing kelompok dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan interviu. Jadi sampling kedua ini berfungsi men-cek sampling pertama ( yang angketnya kembali.
Contoh : Pengambilan sampel pada cross validasi, sampel pertama menggunakan jimlah anggota yang lebih besar dan pada sampel kedua yang berfungsi sebagai alat kontrol. Sampel yang diperoleh dengan teknik ini disebut double sampel.

f) Teknik Area Probabability Sampling
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada pembagian area ( daerah- daerah ) yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada populasi dibagi-bagi menjadi daerah yang lebih kecil.
Contoh : Meneliti masyrakat kota Solo mengambil sampel daerah pinggiran kota dan daerah tengah kota. Untuk mewakili daerah tengah kota misalnya daerah kelurahan Keprabon, Kauman, Timuran, Sriwedari dan Kepatihan. Untuk mewakili daerah pimggiran kota misalnya daerah kelurahan Kadipiro, Karangasem, Mojosongo dan sebagainya. Sampel yang diperoleh dengan teknik ini disebut area sampel.

g) Teknik Cluster Sampling
Teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada pada populasi. Jadi senagaja di pandang berkelompok-kelompok, kemudian kelompok itu tercermin dalam sampel.
Contoh : Pengambilan sampel untuk meneliti masyrakat Solo dikelompokkan : Pegawai / karyawan, pedagang, pengusaha, dan buruh kasar.

Demikian telah dijelaskan macam-macam teknik sampling, dari keterangan singkat tersebut diharapkan dapat memilih tekni kyang disukai. Perlu dicacat bahwa dalam suatu penelitian orang boleh menggunakan teknik kombinasi. Misalnya untuk menentukan subyek penelitian digunakan teknik area probabilty sampling sedangkan dalam menentukanm obyeknya digunakan teknik random. Maka teknik samplingnya adalah = area probality –random sampling.

Atau seperti contoh nomor 7 ( cluster sampling ) tersebut. Apabila peneliatiiiiian masyrakat Solo, sampel masyrakat terwakili oleh kelompok = pegawai / karyawan, pedagang, pengusaha dan buruh kasar, diperoleh secar cluster sampling sedang orang-orangnya ( obyeknya ) adalah sebagian pegawai / karyawan, pedagang, pengusaha, dan buruh kasar, pengambilan ini dilakukan secara random.

Posting Komentar

2 Komentar

Anonim mengatakan…
Pak misal saya populasinya SMA se Solo. Saya ingin mengambil sampel 3 SMA misalnya, itu masuk teknik apa ya pak? Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh x1 x2 terhadap y
Anonim mengatakan…
pak misal populasi saya 40. saya ingin mengambil 30 sampel,itu termasuk teknik apa pak?